Jumat, 05 November 2010

Getaran Hebat Merapi dari Tekanan Magma Sedalam 6-8 Kilometer


foto  Titik api diam Gunung Merapi terlihat dari Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Senin (1/11). Merapi masih mengeluarkan awan panas dan guguran material. TEMPO/Arif Wibowo
Getaran Gunung Merapi dini hari tadi, (5/11) dirasakan warga sejauh 25 kilometer dari titik letusan. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, Surono, mengatakan getaran hebat itu muncul karena tekanan magmanya sangat dalam, dengan kedalaman 6-8 kilometer.
Padahal pada letusan tahun 2006 sebelumnya, tekanan magma hanya pada kedalaman 1-2 kilometer. “Apa yang terjadi sekarang kantong fluida yang begitu dalam, tekanan magma mencapai 6-8 kilometer,” kata Surono kepada Tempo, Jumat, (5/11). Tekanan yang begitu dalam inilah yang membuat letusan Merapi lebih besar dibanding letusan 2006.

Tekanan magna ini diakui Surono sangat besar pengaruhnya. Misalnya, luncuran awan panas yang terjadi tadi malam mencapai 15 kilometer. Jarak getaran dirasakan oleh warga sejauh 20-an kilometer.

Menurut Surono, semburan awan panas dan getaran yang begitu dalam itu hanya mungkin terjadi jika sumber getaran itu jauh di dalam. “Tidak mungkin getarannya sekuat itu kalau sumbernya tidak dalam,” kata Surono.

Membandingkan letusan Merapi tahun 1930, yang waktu itu hujan kerikil mencapai Madura, maka letusan Merapi tahun ini menyerupai tekanan letusan Merapi tahun itu. Menurut Surono, jika tekanannya dangkal, misalnya sedalam 1-2 kilometer, maka letusan yang dihasilkan tidak akan sedahsyat itu.

Mengenai hujan kerikil yang terjadi di sekitar kawasan Cangkringan, Surono mengatakan jika itu terjadi karena tekanan dari dalam yang begitu besar. Dari pantauan Tempo, hujan abu sudah menyelimuti Kota Yogyakarta untuk kedua kalinya. Namun kali ini hujan abu vulkaniknya jauh lebih tebal ketimbang yang pertama. Bahkan tadi malam hujan abu vulkanik terjadi di kawasan pusat Kota Yogyakarta.

Sementara itu mengenai jarak awan membumbung akibat letusan Merapi, Surono mengatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa memantau puncak Merapi karena tertutup awan. “Yang jelas jarak tadi pagi jam 05.00 sekitar 4 kilometer, tetapi awannya berdulung-gulung dan susul menyusul,” katanya. 


Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2010/11/05/brk,20101105-289588,id.html

Share

0 komentar:

Posting Komentar

berlanganan Via e-mail

Anda mau artikel disamping secara 100% gratis, Masukkan E-mail Anda:

Delivered by FeedBurner